Menu Dropdown

28 March 2018

Lembaga Pendidikan Pada Masa Nabi Muhammad SAW Fase Mekah


     Oleh: Nurul Muhson
      Seperti apa lembaga pendidikan  yang ada pada masa Nabi Muhammad SAW? Adapun  lembaga pendidikan  yang ada pada masa Nabi Muhammad SAW  fase  Mekah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.     Rumah.
Azyumardi Azra (2012:v) mengatakan, bahwa pada masa awal perkembangan Islam, tentu saja, pendidikan formal yang sistematis belum terselenggara. Pendidikan yang berlangsung dapat dikatakan umumnya bersifat informal, dan ini pun lebih berkaitan dengan upaya-upaya dakwah Islamiah, yakni penyebaran dan penanaman dasar-dasar kepercayaan dan ibadah Islam. Dalam kaitan itulah dapat dipahami kenapa proses pendidikan Islam pertama kali berlangsung di rumah sahabat Nabi SAW tertentu, yang paling terkenal adalah Dar Al-Arqam. Namun, ketika masyarakat Islam sudah terbentuk, maka pendidikan diselenggarakan di Masjid. Dan proses pendidikan pada kedua tempat ini dilakukan dalam halaqah (lingkaran belajar).
Samsul Nizar (2013:110) menyebutkan bahwa lembaga pendidikan Islam bukanlah sesuatu yang datang dari luar, tetapi tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan  dan perkembangan ajaran Islam telah mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam merupakan lembaga pendidikan yang pertama.
Selanjutnya, Samsul Nizar (2013:111) mengatakan bahwa rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam sebagai lembaga pendidikan pertama dalam Islam, hal ini berlangsung kurang lebih 13 tahun. Dengan dijadikannya oleh Rasulullah SAW rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam sebagai tempat berkumpul para sahabat dalam menyampaikan wahyu yang diterima dari Allah SWT melalui malaikat Jibril, ini membuktikan bahwa rumah adalah lembaga pendidikan pertama dalam Islam.
Sebelum masjid dibangun, menurut Samsul Nizar (2013:111) maka di samping Nabi Muhammad SAW memberi pelajaran di rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam, Nabi Muhammad SAW juga mengajar di rumahnya di Mekah. Pendapat Samsul Nizar tersebut senada dengan pendapat Abuddin Nata (2011:156) bahwa Rasulullah SAW pada waktu sebelum berdirinya masjid banyak menggunakan rumahnya di Mekah dan dikelilingi kaum muslimin untuk memberikan pengajaran dan pendidikan, dan keadaan ini terus berlangsung hingga turunnya ayat-ayat Al-Qur’an di Madinah, yakni setelah berdirinya masjid.
Musyrifah Sunanto (2003:17) menjelaskan Rasulullah SAW selalu mengajak dan membimbing setiap ada wahyu yang turun, Rasulullah SAW terus menyampaikan kepada ummat. Mula-mula tempat pertemuan itu di rumah Rasul sendiri, kemudian Rasulullah SAW membuat satu tempat pertemuan di rumah sahabat Abu Al-Arqam, di luar kota Mekah. Tempat itu terkenal dengan nama Dar Al-Arqam.
Menurut Musyrifah Sunanto (2003:18) bahwa Dar Al-Arqam dianggap sebagai lembaga pendidikan pertama yang didirikan oleh Rasulullah SAW. Disitulah Rasululah SAW berdakwah sekaligus membimbing dan mendidik ummat Islam awal. Ditempat inilah Rasulullah  SAW membimbing ummat Islam tentang keimanan dan juga membimbing mengarah kepada kepandaian. Rasulullah SAW mengajak para sahabat menghafal, memahami, dan mengamalkan isi ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah turun, selanjutnya menyuruh sahabat yang pandai menulis untuk menulis ayat-ayat Al-Qur’an.
Tentang kepandaian menulis, konon Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk membuat huruf. Dalam salah satu riwayat, sahabat Ali bin Abi Thalib disuruh membuat huruf dengan mengambil contoh dari huruf Bangsa Himyar. Dari usaha ini ummat Islam sudah mengarah kepada kepandaian tulis baca.
Lembaga Dar Al-Arqam memang merupakan tempat pusat kegiatan ummat Islam awal. Mula-mula secara sembunyi-sembunyi karena khawatir terhadap tindakan suku Quraisy yang tidak menyukai kegiatan Rasul. Dan dalam perkembangannya menjadi tempat yang terbuka untuk umum.
Suwito dan Fauzan (2008:258) mengatakan bahwa Islam mengenal lembaga pendidikan atau pusat pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam merupakan lembaga pendidikan pertama, guru agung yang pertama yaitu Nabi Muhammad SAW mengumpulkan sekumpulan kecil pengikut-pengikutnya yang percaya kepadanya secara diam-diam. Di rumah inilah beliau mengajar sekumpulan kecil pengikut-pengikutnya. Rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam menurut Abuddin Nata (2011:155) adalah sebagai markas tempat bertemunya para sahabat  dan pengikut Nabi SAW, dan mengajar mereka tentang dasar-dasar agama yang baru, serta membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan, sebagaimana Rasulullah SAW menerima orang-orang yang ingin masuk Islam dan mengikuti ajarannya di rumah ini.
b.      Kuttab.
Menurut Samsul Nizar (2013:7) bahwa lembaga pendidikan Islam pada fase Mekah, ada dua macam yaitu rumah dan kuttab. Selanjutnya, Samsul Nizar (2013:112) mengatakan, bahwa menurut catatan sejarah, sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab khususnya Mekah telah mengenal adanya lembaga pendidikan rendah, yaitu kuttab. Namun, Musyrifah Sunanto (2003:16) mengatakan, bahwa setelah Nabi Muhammad SAW hijrah dibangun Kuttab di emperan Masjid Nabawi.
Samsul Nizar (2013:112) mengatakan, kuttab atau maktab berasal dari kata dasar yang sama yaitu kataba yang artinya menulis. Sedangkan yang dimaksud kuttab atau maktab adalah tempat menulis, atau tempat di mana dilangsungkan kegiatan untuk tulis menulis. Selanjutnya,  Ahmad Syalaby dalam Samsul Nizar (2013:7) mengatakan bahwa kuttab adalah sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi:
a.       Untuk mengajarkan baca tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab. Kuttab pada jenis yang pertama ini merupakan lembaga penddikan dasar yang hanya mengajarkan baca tulis. Pada mulanya pendidikan kuttab berlangsung di pekarangan sekitar Masjid.
b.      Sebagai pengajaran Al-Qur’an dan dasar-dasar agama Islam. Fungsi kuttab yang kedua ini merupakan lanjutan dari kuttab tingkat pertama, setelah siswa memiliki kemampuan baca tulis.
Abuddin Nata (2011:87) mengatakan, bahwa di samping menggunakan rumah Arqam bin Abi Al-Arqam Al-Safa sebagai tempat pertemuan dan pengajaran dengan para sahabat, selama di Mekah Nabi Muhammad SAW juga menggunakan tempat-tempat lain sebagai kegiatan proses dan belajar mengajar. Tempat-tempat yang lain itu antara lain di sekitar Masjidil Haram, di Aqabah.

No comments:

Post a Comment