Menu Dropdown

18 June 2023

Tafsiran Nuun Wal Qalami Wa Maa Yasthuruun Melahirkan Gerakan Pelajar

 

Oleh: Putri Rahmawati

Mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah banyak hal di masyarakat. Mulai dari cara berpikir sampai berperilaku. Terbukti banyak ditemukan berita-berita terkini tentang pelajar yang ditemukan tewas karena pembullyan, pembunuhan sampai pada pemerkosaan. Gradasi moral pada pelajar saat ini tentu dilatar belakangi pelbagai faktor. Pelajar merupakan salah satu poros perubahan bangsa kedepan, jika moral pelajar saja dapat tergerus bagaimana dengan orang awam, orang yang hanya mengikuti arus perubahan hanya karena minimnya pengetahuan, siapa yang akan memberikan pengetahuan kepada mereka yang membutuhkan petunjuk atau arahan disaat ekonomi juga tak kunjung memberikan kesejahteraan, bagi mereka yang berjuang perseorangan akan merasa dunia tidak adil. Oleh karena itu, kita lah sebagai the leader pena dakwah yang Allah beri kesempatan duduk dibangku pendidikan untuk belajar hal-hal baru setiap harinya. Kita lah yang harus menyampaikan dan mentranformasikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat sehingga tercipta perubahan sosial kearah yang lebih baik.


Mendengar-Membaca-Menulis-Mentranformasikan merupakan pilar-pilar penting yang harus dilalui dan dimiliki pelajar masa kini. Kecanggihan teknologi tidak mungkin dihindari, akan terjadi moderasi diberbagai bidang yang membentuk dunia baru. Dunia maya merupakan wadah yang menjebatani semua orang diseluruh dunia dapat berinterkasi melalui kecanggihan teknologi. Dampak yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi tidak hanya aspek positifnya saja, namun ada banyak persoalan dan tantangan turut hadir yang akhirnya menjadi problematika bersama. Seorang pelajar harus memperkuat literasi mereka, bukan sekadar kegiatan membaca, menulis dan hal yang berkaiatan dengan ke-aksaraan. Namun diseimbangkan dengan pengelolaan informasi dan kepekaan membaca perkembangan zaman.

Hal tersebut sudah Tuhan perintahkan dalam firmannya QS. Al-Alaq ayat 1-5, kemudian Allah telah bersumpah demi (pena) yang tertulis dalam QS. Al-Qalam ayat 1. Ditemukan banyak argumentasi menyoal tentang penafsiran dari surat Al-Qalam ayat 1: Nun Wal Qalami Wa maayasthuruun “Nun, Demi pena dan apa yang dituliskannya”.

Nun, seperti yang telah dijelaskan oleh para ulama bahwa kata nuun ini ditafsirkan sama seperti awalan surat alif laam raa’, alif laam mim, alif laam mim shaad, dan sebagainya. Namun ahli tafsir menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena termasuk ayat-ayat mustasyaabihat. Adapula yang menafsirkan seperti Quraish Shihab menjelaskan mengapa huruf Nun dipilih karena memiliki keistimewaan. Ia percaya bahwa huruf Nun memiliki arti yang unik. Ia menjelaskan mengapa Nun disebut huruf dzalaqiyah, yaitu ujung huruf tempat lidah menekan langit-langit mulut. Selain itu, huruf Nun bisa berarti ikan, tinta, pisau, benda tajam atau berita. Adapula yang menafsirkan bahwa Nun merupakan sekor ikan yang Allah perintahkan menelan Nabi Yunus ketika Nabi Yunus melarikan diri dari kaumnya, hal ini dijelaskan dalam surat Al-Anbiya’.

Wal Qalami, dari Ibnu Hatim mengatakan:

حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مَوْلَى بَنِي أُمَيَّةَ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "خَلَقَ اللَّهُ النُّونَ، وَهِيَ الدَّوَاةُ"

Artinya: Telah memberi tahu kami ayahku, telah memberi tahu kami Hisham ibn Khalid, telah memberi tahu kami Al-Hasan ibn Yahya, telah memberi tahu kami Abu Abdullah mania Bani Umayyah, dari Abu Saleh, dan Abu Hurairah yang mengatakan dia telah mendengar Rasulullah. bersabda: Allah telah menciptakan nun, yaitu tinta. Ibn Jarir berkata, telah memberi tahu kami Ibn Humaid. telah memberi tahu kami Ya'qub, telah memberi tahu kami saudaranya bernama Isa ibn Abdullah, telah memberi tahu kami Sabit As-Samali, dari Ibn Abbas yang mengatakan bahwa Allah menciptakan nun yaitu tinta dan menciptakan al-qalam. Kemudian Allah berkata, "Tulis!" Qalam bertanya, "Apa yang harus saya tulis?" Allah SWT. berkata, “Tuliskan semua yang terjadi sampai hari kiamat. Selanjutnya dalam kitab Al-Misbah menafsirkan bahwa Qalam (pena) sebagai alat tulis apapun termasuk laptop, computer, tablet, dll. Dalam penafsiran Quraish shihab pun sependapat karena sejalan dengan perintah iqra’.

Makna sederhana dari hadis diatas menjelaskan bahwa Al-Qalam merupakan sebuah pena, yang digunakan untuk menulis. Dari menulis dapat mengikat pengetahuan, karena usia dan ingatan manusia memiliki batasan. Tulisan-tulisan yang dilahirkan dari pelajar menjadi manivestasi baik bagi diri sendiri dan masyarakat secara umum. Dengan bantuan teknologi hanya dengan hitungan detik tulisan yang dipubliskasikan dapat dibaca khalayak umum. Dakwah bil Qalam ini juga termasuk efektif dan efisien bepengaruh mengubah opini dan sudut pandang orang.

Wa maa yasthuruun, secara harfiah terjemahan dalam Al-Qur’an “Dan apa yang mereka tulis”. Merujuk pada buku karya Azaki Kahoirudin, penafsiran wa maa yasthuruun dirujukkan pada pendapat Quraisy Shihab pemahamannya tentang “dan apa yang mereka tulis” berkaitan dengan Al-Qalam. Jika kata “mereka” dapat ditafsirkan dalam makna malaikat, sahabat Nabi, Para penulis wahyu atau manusia pada umumnya. Siapapun yang dimaksud, arti jelasnya merujuk pada tulisan yang dapat dibaca. Dengan demikian Allah seakan bersumpah akan kebermanfaatan dan kebaikan yang diperoleh dari sebuah tulisan. Secara tidak langsung hal ini juga mengingatkan pada kita pentingnya membaca.

Aktivitas yang saat ini bisa kita sebut sebagai literasi merupakan khazanah keilmuan yang akan terus berkembang. Menghidupkan tradisi membaca-menulis-membukukan/mentransformasikan ilmu pengetahuan sejatinya sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim karena bagian dasar dalam belajar.

Jika manusia mempelajari dan mengamalkan penafsiran ayat ini, ada beberapa hal yang dapat dijadikan motivasi untuk melahirkan sebuah gerakan pelajar yaitu:

1.      Meningkatnya daya literasi pelajar dapat terbentuknya komunitas pelajar literat.

2.      Selain mendorong manusia untuk berpengetahuan juga meningkatkan ketauhidan kepada Allah SWT. dari sini pelajar juga bisa berdakwah bil qalam.

3.      Mengutip dari tulisan Azaki Khoirudin dari buku “NUUN, tafsir gerakan AL-Qolam”

“Penafsiran Hamka yang mencoba mengkorelasikan dengan kehidupan. Hamka menafsirkan huruf nuun ini sebagai tinta dan qalam atau bisa disebut dengan pena. Pena yang digunakan menulis. Tulisan-tulisan inilah hasil dan buah pena dari para ahli pengetahuan yang menyebarkan ilmu pengetahuan dengan tulisan. Tinta-pena-tulisan ketiganya merupakan kesatuan yang penting bagi kehidupan manusia sampai saat ini”.

4.      Kesadaran untuk berpikir kreatif, dalam hal ini pelajar dituntut bersikap aktif dalam menentukan jalannya sejarah.

5.      Kesadaran untuk berpikir kritis, seorang pelajar harus memiliki paradigm kritis, dalam menilai ataupun menganalisis pengetahuan dan realita yang terjadi.


No comments:

Post a Comment