Tatkala Nabi Muhammad
saw sedang bertahannus (Taufik Rahman,1990:15), khalwat atau uzlah (Maftuh
Ahnan Asy., 2001: 30) di Gua Hira. Bertahannus atau khalwatnya Nabi Muhammad
saw ke Gua Hira ini bukan untuk mencari nomor atau wangsit, akan tetapi untuk
mencari kebenaran yang hakiki, untuk memantapkan hati, dan tentunya khalwatnya
Nabi Muhammad saw ke Gua Hira ini dituntun oleh Allah swt dalam rangka menerima
risalah kerasulannya.
Tepat pada tanggal 17
Ramadhan datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah swt untuk
disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. yaitu Q.S. Al-‘Alaq/96:1-5
1)
Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan,
2)
Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah.
3)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia,
4)
Yang mengajar (manusia) dengan
pena.
5)
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Samsul Nizar (2007:4) mengatakan bahwa dengan
turunnya wahyu yang pertama yaitu Q.S. Al-‘Alaq/96:1-5 adalah sebagai fase awal
pendidikan Islam di Mekkah. Dan dengan turunnya wahyu yang pertama tersebut,
pertanda bahwa Nabi Muhammad SAW telah resmi sebagai Rasul pembawa
risalah-risalah Ilahi yang akan membawa manusia ke jalan kecerdasan dan
kesempurnaan. Atau kalau menurut Maftuh
Ahnan Asy. (2001: 32) dengan diturunkannya wahyu yang pertama tersebut berarti
resmilah Muhammad bin Abdullah diangkat menjadi seorang nabi dan utusan Allah
SWT dengan membawa missi Islam untuk disebarkan kepada kaumnya dan seluruh
umat manusia.
No comments:
Post a Comment